Sudah 3 hari yang lalu, nenekku
meninggal. Rasa sedih masih sedikit menyelimuti hatiku ini, karena kehilangan
satu sosok yang berharga bagi hidupku, kehilangan salah satu orang yang aku
sayangi dan menyayangiku. Sosok yang memiliki sifat suka bekerja keras, tidak
ingin merepotkan orang lain walau di usianya yang sudah senja, gemar menasihati
pula.
Kini, beliau telah tiada. Beliau
sudah dipanggil oleh Sang Khaliq. Penghuni rumah berkurang dari 5 menjadi 4.
Semakin sepi deh rumahku ini. Padahal kan yang selalu di rumah itu ya mbahku.
Kalo bapak sama ibu pagi sampai siang kerja di kantor. Kakakku sibuk kuliah,
aku dulu juga sibuk sekolah, walau sekarang belum sibuk kuliah sih. Yah
pokoknya rumah ini jadi tambah sunyi, apalagi di rumahku kan gak ada yang
cerewet orangnya.
Aku mau sharing tentang hari-hari
menjelang kematian nenekku. Saat aku masih di Jakarta waktu hari Rabu, 12
September lalu, bapakku menelpon ibuku bahwa nenekku jatuh sakit di rumah
Klaten sana. Entah kebetulan atau tidak, aku juga sedang jatuh sakit. Ya
sekalian ibuku pingin mengobati sakitku ini, kami berdua memutuskan untuk pergi
meninggalkan Jakarta dahulu. Pulkam ke Klaten. Padahal yang lainnya lagi sibuk
ospek ,akunya malah pulang. Astaghfirullah. Tapi ya mau gimana lagi, ini juga
terpaksa.
Kamis, 13 September 2012 aku tiba
di Klaten. Sampai rumah, aku menengok nenekku di kamarnya. Kondisinya lemah,
beliau sudah tidak bisa berdiri lagi. Saat nenek mau makan, minum, atau mau
buang air pun harus dibantu orang lain. Badannya pun semakin kurus. Tapi
alhamdulillah waktu itu nenekku masih bisa diajak komunikasi. Tapi agak susah,
aku aja susah mencerna maksud perkataan beliau. Katanya beliau, perutnya sakit
sekali, dan seluruh badannya lemas. Bapakku sudah memeriksakannya ke dokter pas
hari selasa kalo gak salah. Tapi dokter gak bilang ini adalah penyakit parah.
Dan nenekku dikasih obat yang sewajarnya lah.
Masih teringat nasihat terakhir
beliau kepadaku. Kalau di Bahasa Indonesiakan jadi seperti inilah.
Nenek : “Cucuku, kamu masih sakit
to??kok pulang??”
Aku : “Iya ini mbah, badanku
masih lemes dan kepalaku juga pusing ini.”
Nenek : “Ya udah, cepet sembuh
ya. Trus sekolah lagi. Ini mbah lagi sakit juga le, mbah udah gak bisa
ngapa-ngapain lagi.”
Aku : “Iya mbah. Mbah juga cepet
sembuh ya.”
Kira-kira seperti itulah dialogku
dengannya. Nenek tetap peduli sama aku, agar aku sehat. Walau nenekku lagi
sakit yang lebih parah dariku. Sedih rasanya.
Aku juga jadi teringat nih waktu aku masih kecil.
Kelas 4-5 SD kalo gak salah. Aku tuh sedang kecanduan sama game PS 1. Tiap hari
uang jajanku yang 1500 aku utuhin hanya buat main PS 1 jam tiap harinya.
Tarifnya emang 1500 per jam. Nah, kalau aku kepepetnya jajan di sekolah, trus
duitku tinggal 1000 gitu, aku nyolong deh 500 rupiah di tabungannya nenekku di
belakang rumah. Wah, bener-bener nakalnya aku waktu itu. Tapi ya itu pas masih kecil
aja, gak bakal deh udah gedhe masih doyan nyolong. Hiiiii.
Hari Jumat, 14 September 2012,
kondisi nenekku semakin parah saja. Jadinya, dia dibawa deh ke Rumah Sakit
untuk di rawat inap. Bukannya malah membaik, tapi kondisinya semakin drop aja.
Tensinya pun 90/60. Rendah banget tuh. Trus waktu aku jenguk beliau, beliau
seperti menahan sakit yang amat sangat sampai beliau gerak-gerak terus
tangannya dan teriak-teriak gitu deh sepanjang malam. Aku jadi kasian meliat
nenekku. Ya aku coba berusaha berdzikir dan memohon do’a agar nenekku
kondisinya membaik. Trus aku tanya ke Bapakku, katanya nenek didiagnosa sakit
jantung koroner dan liver. Masya Allah, begitu beratnya cobaan yang dialaminya.
Mungkinkah ini saatnya buat Engkau memanggilnya kembali pada-Mu Ya Allah??
Hari Minggu, 16 September 2012,
Kondisi nenekku semakin kritis. Aku sudah enggak bisa lagi menjenguknya karena
aku juga sedang sakit, jadi aku istirahat saja di rumah. Pada malam hari
tepatnya pukul 18.40 WIB, aku mendapat kabar dari Pakdeku di RS bahwa nenek
sudah meninggal. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga beliau wafat dalam
keadaan khusnul khotimah. Aamiin yaa Rabb.
Tak lama setelah kabar duka itu,
nenekku akhirnya di bawa ke rumah duka. Tetangga-tetangga sudah terlihat
berkumpul untuk mempersiapkan segala yang diperlukan untuk acara pemakaman
besok senin. Ya sayangnya, aku gak bisa bantu-bantu. Senin, 17 September 2012, pukul
13.30 WIB. Nenekku dimakamkan di Makam Sasonoloyo Ngelo, Sayangan, Sobayan,
Pedan, Klaten. Selamat Jalan nenekku. Jasamu, Kebaikanmu, dan nasihatmu tak
akan aku lupakan sebisa mungkin. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar